Assalamualaikum.
Aku balik lagi
dengan kisah di balik layar perjalanan Rooftop
Romance. Omong-omong, sudah baca yang bagian
satu? Kalau belum, sok atuh dibaca ^^
Seperti yang
pernah aku singgung sebelumnya, naskah Rooftop
Romance mengalami perjalanan yang cukup panjang hingga
akhirnya bisa terbit. Naskah ini pernah ditolak oleh salah satu penerbit mayor.
Yap, bener banget, DITOLAK!
Itu adalah kali
pertama aku mendapat surat penolakan dari penerbit T_T
Gimana rasanya
ditolak penerbit?
Hem, kayak ada
pahit-pahitnya gitu. Serius, aku sempat syok dan berada dalam kondisi denial.
Kenapa
naskahku yang cetar membahana ini ditolak oleh penerbit?
Yeah, at that
time, I thought my manuscript was ‘wagelaseh’ *sembunyi di pojokan* Biasalah, penyakit penulis pemula yang
nggak begitu banyak tahu tentang dunia penerbitan. Tapi, itu beneran, aku
merasa yakin bahwa naskahku layak untuk diterbitkan. Padahal, kalau aku baca
lagi draft awal
Rooftop Romance, seketika
aku merinding. Naskah
amburadul koyok ngene kok katene mbok kirim nang penerbit.
Di awal tahun
2017 (begitu mendapat penolakan dari penerbit), aku langsung mengirim naskah
ini ke penerbit berbeda (tentu setelah merombak total isi cerita, dari yang
awalnya 150 halaman A4 menjadi 200++ halaman A4). Hasilnya?
Lebih ngenes dari
yang pertama. Seenggaknya, di penerbit A, aku dikasih balasan kalau naskahku
nggak diterima (aku masih menyimpan screenshot-nya,
omong-omong). Di penerbit B ini, sama sekali nggak ada balasan. Nggak ada
kejelasan sama sekali selama berbulan-bulan *Hiks*
Akhirnya, nggak
mau terlalu kepikiran dengan hal itu, aku menelantarkan naskah ini karena
kebetulan ada lomba menulis. Baru di pertengahan tahun 2017, ada lomba menulis (lagi)
yang diadakan oleh salah satu penerbit mayor. Akhirnya, aku memutuskan untuk
mengirim naskah ini.
Hasilnya? Nggak ada kejelasan tentang siapa yang
memenangkan lomba tersebut. Bahkan sampai detik ini, pemenangnya masih menjadi
misteri. Entah dewan jurinya kelupaan atau memang nggak ada pemenangnya. *lha terus ngapain
ngadain lomba segala?*
Aku nggak terlalu
memikirkan lomba ajaib itu karena (lagi-lagi) ada lomba menulis lain. Ya, tahun
2017 adalah titik awal aku mulai banyak ikut lomba menulis. Meskipun nggak
menang (sedih, akutuh), tapi dengan ikut lomba-lomba kayak gitu, skill menulis
kita semakin terasah. Percaya deh.
Eh, ada satu
lomba yang berhasil aku tembus (bahkan jadi juaranya), yaitu lomba menulis
cerpen EXO #XOXOParty2017. Entah kenapa, ya, kalau ada lomba menulis
ke-Korea-an gitu, naskahku lebih banyak tembusnya ketimbang yang lomba menulis
biasa. Hasil dari lomba itu, aku bisa menerbitkan antologi cerpen—bersama 9
penulis lain—dengan judul Colors
of Life.
Di tahun yang
sama, naskah Kiyomi
Little Wish: #Heartthrob terbit.
Lha terus nasib Rooftop
Romance kepriben?
Karena bingung
naskah itu mau aku apakan, akhirnya aku memutuskan untuk share di Wattpad.
Yah, karena aku nggak begitu femes, jadi ya pembacanya
nggak sampai million-an
gitu. Tapi, apa pun itu, aku tetap bersyukur masih ada yang mau baca naskahku.
Hingga akhirnya,
pada tahun 2018, ada lomba menulis FanFiction yang diadakan oleh Penerbit Anak
Hebat Indonesia. Berbekal ilmu yang aku dapatkan hasil mengikuti lomba di sana-sini dan dari editor,
aku merombak lagi naskah Rooftop Romance
dan dengan mengucapkan bismillah, aku kirim deh tuh naskahnya.
Jujur aja, pas
dinyatakan mendapat juara 3, aku bengong; antara percaya nggak percaya. Like, ini
seriusan namaku ada di situ? Juara tiga?
Itu adalah kali
pertama aku mendapat juara ketika mengikuti lomba menulis novel. Rasanya tuh
senang banget. Jadi, gini tho rasanya dapat
juara (yah, walaupun bukan juara pertama sih). Alhamdulillah banget deh
pokoknya.
Nah, bagi kalian
yang juga pernah ditolak penerbit, jangan putus asa. Bukan berarti naskah
kalian jelek. Mungkin, memang nggak berjodoh dengan penerbit itu, tapi siapa
tahu berjodoh dengan penerbit lain. Ya, kan?
Ditolak? Perbaiki
lagi naskahmu sampai benar-benar bagus lalu kirim lagi ke penerbit. Aku percaya
bahwa setiap naskah memiliki takdirnya masing-masing. Yang penting, jangan
menyerah dan tetap berdoa sama yang MahaKuasa. Karena bagaimanapun juga, tanpa
rida dari-Nya, akan percuma.
Well, sekian curhat terselubungku. Semoga ada
manfaat yang bisa kalian ambil dari pengalamanku.
Wassalamualaikum ^^
Dhea
Safira
Rooftop Romance | a Story Behind - Part 2
Reviewed by Dhea Safira
on
May 15, 2019
Rating:
Reviewed by Dhea Safira
on
May 15, 2019
Rating:


Perjalanan sebuah naskah hingga menemukan penerbit itu memang susah-susah gampang, sekalinya gagal rasanya down dan galau, tapi sekalinya nembus penerbit rasanya berbunga-bunga banget ;D ~ keren postingannya. Blognya juga rapih ~
ReplyDelete-aiu ahra-
Wah, Kak Aiu mampir ke blogku :)
DeleteHu'um, pas ditolak pertama kali tuh kayak bengong gitu sambil lihat hape. Rasanya tuh sama persis waktu dulu aku dapat nilai D di satu matkul >_<
Lemes gitu deh.
Pas naskah pertamaku di ACC penerbit, sampai aku screen cap loh, Kak, buat kenang-kenangan. Hihihi...
Makasih ^_^
Aku memang suka ngutak-atik tampilan blog biar manis ^^
Sekali lagi, makasih banget udah berkunjung, Kak ^^