SIGNY – a Story Behind Part 2


Assalamualaikum.
Setelah berbulan-bulan nggak nulis sesuatu di blog ini, akhirnya bisa nulis juga. Tulisan pertama di tahun 2020! Semoga ke depannya, aku bisa lebih rajin nulis di blog ini, hehehe.

Yang mau aku tulis hari ini adalah kelanjutan tentang tulisan aku sebelumnya tentang SIGNY – a Story Behind Part 1. Kali ini, aku mau nulis bagian keduanya. (Omong-omong, kalian sudah baca Signy belum?)

Di bagian pertama, aku bercerita soal bagaimana awal mula cerita Signy dan kegagalannya dalam perlombaan. Kali ini, aku mau cerita soal bagaimana akhirnya cerita Signy bisa diterbitkan di Cabaca.

Jadi, beberapa bulan setelah perlombaan di penerbit X itu selesai—tepatnya di bulan Februari—aku menemukan pengumuman di Instagram tentang lomba menulis bertajuk Kontes Semerdu Ceritaku yang diadakan oleh Cabaca. Jujur saja, aku langsung tertarik. Apalagi melihat hadiah yang ditawarkan, tambah makin semangat untuk ikut.

Masalahnya, di lomba itu, para peserta harus menulis novel yang jenisnya songfiction. Itu jelas merupakan tantangan tersendiri buatku, karena belum pernah nulis songfiction sebelumnya. Namun, meski begitu, aku tetap bertekad untuk ikut lomba tersebut. Hitung-hitung men-challenge diri sendiri.

Dan, hingga beberapa jam menuju penutupan pendaftaran karya, aku belum menemukan ide yang (menurutku) ciamik. Padahal, untuk mendaftar lomba, aku hanya butuh menyetor satu bab saja. Panik? Nggak kok.  Tapi, panik banget!

Akhirnya, setelah hopeless dengan draft yang aku buat, tiba-tiba aku teringat draft naskah Signy. Kalau ditelaah, naskah Signy bisa masuk dalam kategori songfiction. Karena itu, aku memutuskan untuk mengubah sedikit konsep cerita Signy supaya kriterianya cocok dengan lomba tersebut. Aku juga mengubah alur cerita, menambahkan beberapa hal supaya nggak terjadi plot hole.

Aku memilih No More Dream dari BTS sebagai inspirasi dari cerita Signy. Mengapa? Karena vibe lagu tersebut tuh cocok sama Signy. No More Dream bercerita soal impian. Pun demikian dengan Signy. Kalau digarisbawahi, Signy adalah tentang menemukan impianmu yang sebenarnya.

Waktu itu, aku berhasil submit cerita ke link yang sudah disediakan Cabaca, hanya berselang sepuluh menit sebelum lomba berakhir. Deg-degan? Jelas. Tangan dan kaki sampai bergetar begitu tombol submit berhasil aku tekan. (Kebiasaan mepet deadline emang memacu adrenalin banget).

Saat pengumuman 20 besar, jujur aku nggak nyangka banget. Secara, pesertanya nyampe ratusan gitu. Siapa yang nggak jiper duluan? Pokoknya, Alhamdulillah banget, Signy bisa lolos sampai 20 besar. Itu merupakan pencapaian besar bagiku.

Lalu, apakah Signy menang di Kontes Semerdu Ceritaku?

Nggak, hehe. Meski begitu, Signy dapat juara 9, yang artinya, berhasil diterbitkan oleh Cabaca. Memang sih nggak dapat hadiah utama, tapi Alhamdulillah banget bisa diterbitkan oleh Cabaca. Karena, kalau nggak, aku yakin draft naskah Signy akan mblangkrah nggak keurus.

Buat kalian yang mau baca Signy, kalian bisa baca di sini: Signy on Cabaca.

Buat kalian yang naskahnya ditolak penerbit atau kalah dalam lomba, jangan patah semangat dulu. Percayalah, setiap naskah punya takdirnya masing-masing, tinggal si penulisnya yang kudu pintar nyari ‘rumah’ buat mereka. Kalau udah jodoh mah nggak bakal ke mana, hehehe.

Perbaiki naskah kalian. Kirim ke penerbit berbeda. Coba aja terus. Kalaupun masih nggak tembus penerbit, seenggaknya kita sudah berusaha untuk meningkatkan kualitas naskah. Dan, hal itu juga bisa meningkatkan mental kita lho. Ingat, jadi penulis jangan gampang baper, hanya karena naskahnya ditolak penerbit atau nggak menang lomba.

Naskah Rooftop Romance-ku aja udah pernah ditolak berkali-kali oleh beberapa penerbit plus nggak menang lomba, tapi qodarullah bisa terbit juga.

 Jadi, nggak ada alasan buat menyerah. Tetap semangat. Dan, jangan lupa baca karya-karyaku (tetep promosi, ya, Dhe).

Kayaknya segitu dulu deh ceritaku.

Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Jangan lupa bersyukur ^^

Wassalamualaikum.  

SIGNY – a Story Behind Part 2 SIGNY – a Story Behind Part 2 Reviewed by Dhea Safira on January 14, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.